Saat Mendagri Mengapresiasi Kepimpinan Pakde Karwo

By Admin

nusakini.com-- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengapresiasi kinerja dan prestasi Soekarwo selama menjadi Gubernur Jawa Timur. Menurut Tjahjo, keberhasilan Soekarwo di Jawa Timur bisa menjadi contoh bagi kepala daerah lainnya. Atas prestasinya, Soekarwo memang layak mendapat penghargaan. 

Pernyataan tersebut diungkapkan Tjahjo saat memberi sambutan di acara penganugerahan Astha Brata Utama Pamong Praja kepada Gubernur Jawa Timur, di Kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya, Rabu (9/5). Menurutnya, Soekarwo merintis karir sebagai abdi rakyat benar-benar dari bawah. Bahkan Gubernur Jawa Timur, sebelum menjadi birokrat pernah jadi pegawai bank dengan gaji tinggi. Tapi, Soekarwo memilih menjadi pamong.  

"Awalnya pegawai bank, itu kan gajinya tinggi. Tapi setelah beberapa bulan beliau memutuskan ingin menjadi pamong praja, pindah ke pemerintah daerah yang diawali di dinas pendapatan daerah. Merangkak terus sampai golongan 4 kemudian jadi Sekretaris Daerah Provinsi Jatim dan beliau mencalonkan diri menjadi calon gubernur Jatim, dan didukung oleh masyarakat Jatim. Dengan ridho Allah beliau mampu memimpin selama 10 tahun memimpin Jatim," kata Tjahjo.  

Dan lanjut Tjahjo, selama memimpin Jatim, Soekarwo bisa dikatakan berhasil. Selama menjadi Gubernur, tiga kali mendapat anugerah penghargaan dari Presiden yakni penghargaan Parasamya purna Nugraha. Soekarwo, kata Tjahjo, satu-satunya gubernur di Indonesia yang mendapatkan tiga kali penghargaan pembangunan nasional.  

"Dari situ maka pada saat saya sebagai Mendagri, kami diskusi dengan Gubernur IPDN akhirnya sebagai pamong praja yang berhasil kita memberikan penghargaan tertinggi kepada Pakde Karwo (Soekarwo). Setidaknya penghargaan ini membuat inspirasi kita semuanya. Tidak hanya PNS tetapi seluruh jajaran apakah TNI, polisi atau kalangan swasta," katanya. 

Penghargaan yang diterima Soekarwo, kata dia, bukan untuk keluarga Seokarwo. Tapi penghargaan ini didedikasikan untuk masyarakat seluruh Jatim yang selama ini mendukung Soekarwo. Salah satu lagi yang membuatnya salut, meski menjadi gubernur dengan dukungan partai politik, selama menjadi pemimpin di Jatim, Soekarwo tak pernah menunjukan jaket politiknya. Ia benar-benar berdiri di atas semua golongan. Dan memang harus seperti itu seorang pemimpin. 

"Beliau selama jadi gubernur tidak pernah menunjukkan jaketnya jaket apa sebagai orang partai. Beliau merangkul, menghargai seluruh partai. Soal ada sikap politik, soal ada prinsip politik, kebijakan politik karena partainya wajar. Merangkul mengayomi semua pihak, itu yang pertama dan utama" ujarnya. 

Tjahjo menambahkan, kalau mau jujur, selama 10 tahun memimpin Jatim, Soekarwo telah menunaikan janji politik yang dulu diucapkannya dalam kampanye. Dan, ini yang akan dipertanggungjawabkan sampai masa bakti sebagai gubernur berakhir. Salah satu prestasi yang membanggakan, pertumbuhan ekonomi di Jatim melebihi pertumbuhan nasional.  

"Itu sebuah prestasi dengan 3 kali penganugerahan penghargaan," ujarnya. 

Apa yang sudah dikerjakan, dan diperlihatkan Soekarwo selama memimpin Jatim, menurut Tjahjo layak jadi contoh. Misalnya gaya komunikasi Soekarwo yang bisa masuk ke semua elemen dan golongan. Kini tinggal satu pekerjaan rumah Soekarwo, mengawal dan memastikan Pilkada di Jawa Timur berjalan aman, sukses dan demokratis. 

"Pak gubernur tinggal satu pekerjaan rumah yaitu menentukan, berdoa, agar hasil Pilkada serentak di provinsi Jatim memilih gubernur dan wakil gubernur ini bisa berjalan lancar dan sukses," katanya. 

Jadi lanjut Tjahjo, kalau di ibaratkan main catur, Soekarwo tinggal satu langkah lagi memenangkan permainan. Tinggal skak mati. Sehingga bisa disiapkan penerusnya yang sama baiknya. Tak lupa Tjahjo juga sempat menyinggung soal usulan pemekaran Provinsi Madura. 

"Ada pulau madura juga, dengan segala hormat Pak Gubernur mendengar aspirasi masyarakat agar Madura ingin jadi provinsi. Ibaratnya Jatim tanpa Madura seperti sayur tanpa garam," katanya. 

Meski begitu kata dia, usulan pemekaran adalah hak konstitusional masyarakat daerah yang harus dihormati. Tapi tentu, dalam pembangunan ada skala prioritas. Misalnya apa yang harus diprioritaskan untuk dipercepat.  

"Saya hargai pertemuan tokoh- tokoh masyarakat Madura yang hadir. Jadi Pakde Karwo mari kita bangun bersama sama Jatim dalam arti Madura juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan," katanya.(p/ab)